Jagat raya merupakan suatu ruang yang sangat luas dan tidak terbatas. Jagat raya juga di penuhi oleh bintang – bintang dan awan gas yang terdiri atas unsur hidrogen dan helium. Misteri fenomena di jagat raya tersebut menimbulkan anggapan manusia tentang kedudukan bumi di jagat raya. Perkembangan teknologi astronomi mendorong pemikiran ilmuwan untuk memunculkan teori – teori proses pembentukan jagat raya.
Teori – teori pembentukan jagat raya sebagai berikut :
a. Teori Dentuman Besar ( Big Bang Theory )
Teori ini dikembangkan oleh Abbe George Lemaitre ( 1927 ). Teori ini menjelaskan bahwa jagat raya berasal dari ledakan suatu massa tunggal yang sangat padat dan panas. Ledakan tersebut berasal dari energi yang sangat besar, sehingga menyebabkan serpihan materi hasil ledakan menjauh dari pusat ledakan. Materi hasil ledakan tidak terlempar ke ruang di jagat raya, tetapi ruang yang mengembang dalam waktu tertentu. Teori ini didukung oleh Edwin Hubble ( 1929 ) yang menyatakan bahwa jagat raya tidak bersifat statis.
b. Teori Mengembang dan Memampat ( The Oscillating Theory )
Teori ini dikemukakan oleh Alexandre Friedman ( 1922 ) yang menjelaskan bahwa jagat raya terbentuk akibat reaksi inti hidrogen dari ledakan besar. Teori ini membuktikan bahwa jagat raya bersifat tidak konstan, tetapi mengembang dari perkembangan reaksi inti hidrogen. Jagat raya mengalami proses mengembang secara terus – menerus. Akan tetapi, proses mengembang menunjukkan gerak yang semakin melambat. Melambatnya gerak tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi jagat raya. Aktivitas inilah yang menyebabkan jagat raya memampat atau mengalami penyusutan.
c. Teori Keadaan Tetap ( Steady State Theory )
Teori ini dikemukakan oleh Hermann Bond, Thomas Gold, dan Fred Hoyle. Pada tahun 1948. Teori ini menjelaskan bahwa jagat raya selalu tetap dan dalam keadaan yang sama. Jagat raya tidak berawal dan tidak pula berakhir. Zat hidrogen akan senantiasa tercipta untuk mengganti atom – atom hidrogen dari setiap galaksi yang mengembang.
Ilustrasi Jagat Raya |
Teori – teori pembentukan jagat raya sebagai berikut :
a. Teori Dentuman Besar ( Big Bang Theory )
Teori ini dikembangkan oleh Abbe George Lemaitre ( 1927 ). Teori ini menjelaskan bahwa jagat raya berasal dari ledakan suatu massa tunggal yang sangat padat dan panas. Ledakan tersebut berasal dari energi yang sangat besar, sehingga menyebabkan serpihan materi hasil ledakan menjauh dari pusat ledakan. Materi hasil ledakan tidak terlempar ke ruang di jagat raya, tetapi ruang yang mengembang dalam waktu tertentu. Teori ini didukung oleh Edwin Hubble ( 1929 ) yang menyatakan bahwa jagat raya tidak bersifat statis.
b. Teori Mengembang dan Memampat ( The Oscillating Theory )
Teori ini dikemukakan oleh Alexandre Friedman ( 1922 ) yang menjelaskan bahwa jagat raya terbentuk akibat reaksi inti hidrogen dari ledakan besar. Teori ini membuktikan bahwa jagat raya bersifat tidak konstan, tetapi mengembang dari perkembangan reaksi inti hidrogen. Jagat raya mengalami proses mengembang secara terus – menerus. Akan tetapi, proses mengembang menunjukkan gerak yang semakin melambat. Melambatnya gerak tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi jagat raya. Aktivitas inilah yang menyebabkan jagat raya memampat atau mengalami penyusutan.
c. Teori Keadaan Tetap ( Steady State Theory )
Teori ini dikemukakan oleh Hermann Bond, Thomas Gold, dan Fred Hoyle. Pada tahun 1948. Teori ini menjelaskan bahwa jagat raya selalu tetap dan dalam keadaan yang sama. Jagat raya tidak berawal dan tidak pula berakhir. Zat hidrogen akan senantiasa tercipta untuk mengganti atom – atom hidrogen dari setiap galaksi yang mengembang.