Software ini Bantu Para Pengidap Autisme untuk Kenali Emosi

Para pengidap autisme sering kali diidentikkan dengan kesulitan mereka dalam berinteraksi secara sosial. Mereka cenderung kesulitan dalam menangkap perubahan ekspresi wajah orang lain disekitarnya. Baru – baru ini llmuwan telah berhasil mengembangkan piranti lunak yang bisa membantu para pengidap autisme untuk deteksi perubahan emosi lawan bicaranya.
Software ini Bantu Para Pengidap Autisme untuk Kenali Emosi
Autism
Para pengidap autisme tidak bisa membaca ekspresi wajah orang lain. Ini sangat menyulitkan bagi mereka supaya bisa memberikan reaksi emosional kepada lawan bicara nya. Para pengidap autisme ini seringkali merasa kesepian.

Ilmuwan di Universitas Humboldt Berlin, meneliti cara untul mengajarkan seseorang dalam menerjemahkan ekspresi secara benar. Isabel Dziobek dengan timnya mengembangkan metode yang bisa diterapkan oleh para pengidap autisme untuk bisa merespon secara instingtif.

"Harapan saya kedepannya adalah membantu pengidap autisme, baik anak-anak maupun dewasa, agar bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik. Bisa berinteraksi dengan orang lain merupakan aspek yang sangat penting. Tidak hanya bagi kehidupan sosial, tetapi juga di dunia kerja. Bagi saya sangatlah penting untuk bisa memahami ekspresi orang lain."

Tim dari Isabel Dziobek telah mengembangkan software yang memungkinkan pengidap autisme untuk bisa melatih cara mengenali emosi. Rekaman video menunjukkan 40 ekspresi wajah yang berbeda. Misalnya ekspresi wajah saat sedih, frustasi atau bahagia. Perubahan ini ditampilkan dalam ribuan ekspresi yang harus dipelajari oleh para pengidap autisme.

Pada sesi latihan, mereka diharuskan untuk menyusun kombinasi yang benar antara ekspresi mata dan mulut. Sehingga pengidap autisme bisa memahami hubungan antara gerakan individual dengan kondisi emosional seseorang. "Pada sesi studi tahap awal, kami menemukan bahwa para pengidap autisme cenderung tidak menatap mata saat lawan bicara dan menunjukkan perasaannya. Padahal mata merupakan aspek  yang sangat penting jika ingin bisa membaca ekspresi seseorang."

Karena itulah, para ilmuwan mengajarkan pasien untuk mengarahkan pandangan saat berbicara dengan orang lain. Frekuensi latihan selama tiga jam dalam seminggu dirasa cukup untuk memperbaiki kemampuan interpretasi ekspresi wajah. Isabel Dziobek juga menemukan, bahwa kemampuan ini akan mampu menggambarkan aktivitas otak mereka yang bisa diukur, serta bagian otak mana yang bertugas untuk itu.

Momen terbaik untuk melatih dan menstimulasi otak adalah pada saat mereka kanak-kanak. Program buatan Simone Kirst ini telah dirancang untuk membantu interaksi sosial anak- anak pengidap autisme. Mereka juga memiliki perasaan, namun tidak mampu mengungkapkannya.

Lutz mengidap sindrom Asperger, yaitu gejala autisme di mana penderitanya sangat sulit berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Ia pergi ke sekolah biasa dan kecerdasannya di atas rata-rata, namun sulit untuk mendapat teman. Ibu Lutz, Katja Wusowski bercerita bahwa  Ia sama sekali tidak merasa kesulitan dengan pelajaran di sekolah. Masalahnya di jam istirahat. Bagi Lutz, saat istirahat adalah saat dimana otaknya tidak harus berpikir dan ia tidak tahu apa yang bisa ia lakukan. Akibatnya, ia berlarian di dalam kelas dan mulai mengganggu murid lain supaya Ia bisa mendapat perhatian. Ia tidak bisa berkata: Hey, saya ingin bicara dengan kalian. Ia tidak tahu caranya untuk mengatakan itu.

Pada program untuk usia dewasa diutamakan latihan mengenali berbagai ekspresi wajah. Anak-anak juga harus belajar bereaksi dengan benar sesuai dengan emosi yang ditunjukkan orang lain. Lutz sudah bertahun-tahun dalam menjalani latihan ini. Progresnya terlihat jelas. "Tidak mudah dengan Lutz. Dahulu ketika saya menangis dan ia tertawa. Tapi sekarang kalau saya menangis, ia mengambilkan saya tissu. Memang ia tetap menganggapnya lucu, tapi ia tahu saya sedang sedih dan berusaha bereaksi dengan benar," ucap Wusowski.

Orang normal juga bisa menggunakan software ini untuk melatih sisi empatinya. Mereka  bisa menginterpretasi emosi orang lain secara benar, memiliki peran penting untuk kehidupan sosial dan dunia kerja yang sukses.

( Baca Juga : Notifica, Aplikasi Khusus yang Dirancang Untuk Para Imigran di Amerika Serikat )

Berlangganan Artikel Terbaru

Share on Google Plus

About TEKNO ALDEBRAN

Blog berbagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tentang Komputer, Mobile, Elektronika, Internet, Info Teknologi serta Tips dan Trik.